Selasa, 19 Oktober 2010

Seharusnya Merekalah yang Kita Jadikan Idola

Ada seorang ulama yang berjalan kaki sejauh 30 km dari kotanya menuju kota lain untuk mencari fakir miskin, setiap fakir miskin yang beliau temui ia berikan uang dan ketika seluruh uangnya habis untuk beliau sedekahkan, barulah beliau pulang ke rumahnya dan itu beliau secara istiqamah setiap hari Jum`at sampai beliau meninggal, terus bagaimana dengan kita? yang ketika seorang peminta-minta datang ke rumah kita (tanpa kita perlu bersusah payah mencarinya), kita katakan besok, besok dan tanpa malu-malu di dalam setiap munajat kita selalu berdoa Ya Allah tambahkan dan luaskanlah rezkiku. dan Allah juga akan mengatakan besok,besok (ALANGKAH BAIKNYA KALAU ORANG SEPERTI BELIAU INI KITA JADIKAN IDOLA, SEHINGGA MUNCULLAH SEMANGAT UNTUK BERSEDEKAH, DAN KALAU SELURUH RAKYAT INDONESIA MEMPUNYAI IDOLA SEPERTI INI, MAKA YANG NAMANYA PEMINTA MINTA SUDAH TIDAK ADA DI BUMI INDONESIA INI)

Ada seorang lelaki yang datang dari madinah menuju damsyik menemui Abu Darda hanya untuk mendengarkan satu hadits. Lelaki itu berkata, “Wahai Abu darda, aku datang dari Madinah untuk mempelajari satu hadits darimu, karena aku diberitahu bahwa engkau adalah orang yang mendengar langsung dari Rasulullah SAW…”
Abu Darda berkata, “Apakah kamu mempunyai tujuan lain ke Damsyik?”
Orang itu menjawab, “tidak”

Abu Darda bertanya lagi,”Apakah kamu yakin bahwa kamu tidak mempunyai tujuan lain selain dari itu untuk pergi ke Damsyik?” 

Orang itu menjawab, “Aku datang ke tempat ini semata-mata untuk mempelajari hadits ini.”

Abu Darda berkata, “Dengarlah, aku telah mendengar dari Rasulullah bahwa beliau bersabda, ‘Allah akan memudahkan jalan ke surga kepada seseorang yang berjalan beberapa jauh untuk mencari ilmu pengetahuan. Para malaikat pun akan menghamparkan sayap-sayap mereka di bawah kakinya dan semua mahluk yang berada di langit dan di bumi akan mendoakan agar di memperoleh ampunan. Kelebihan seseorang yang berpengetahuan daripada seorang yang hanya beribadat adalah seperti kelebihan bulan dari bintang-bintang. Para ulama adalah sebagai pewaris rasulullah dan warisan Rasulullah bukanlah Dinar (uang emas) ataupun Dirham (uang perak) tetapi ilmu pengetahuan. Barang siapa mengambilnya, berarti ia memperoleh kekayaan yang tidak ternilai banyaknya.” (Ibnu Majah)

Sya`bi rah.a adalah seorang muhaddits yang terkenal dari kufah. Suatu ketika beliau pernah meriwayatkan satu hadits kepada salah seorang muridnya dan berkata, “Sekarang dengan duduk di tempat tinggal kalian sendiri, kalian dapat mendengarkan dan mempelajari satu hadits. Padahal dahulu untuk mempelajarinya dari segenap pelosok dunia mereka terpaksa pergi ke Madinah, karena ketika itu Madinah adalah satu-satunya tempat untuk belajar.”

Sa`id bin al Musayyab adalah Tabiin yang termahsyur, ia berkata, “Untuk mempelajari satu hadits saja, terpaksa aku mengembara dengan berjalan kaki selama beberapa hari lamanya”. Imam Abdullah Bin Alwi Al Haddad mengatakan “Tidaklah ilmu yang aku miliki ini datang begitu saja, tetapi aku menghadiri majelis ulama dimana dalam sehari tidak kurang dari 16 majelis ilmu aku datangi”. Lihatlah Imam Abdullah Bin Alwi Al Haddad seorang ulama besar yang mana kedua mata beliau buta menghadiri 16 majelis ilmu setiap harinya, terus bagaimana dengan kita? Yang di daerah kita mungkin ada majelis ilmu (apalagi kalau kita mempunyai kendaraan sendiri), kita masih malas mengunjunginya?. (ALANGKAH BAIKNYA KALAU ORANG SEPERTI MEREKA KITA JADIKAN IDOLA, SEHINGGA MUNCULLAH SEMANGAT UNTUK MENUNTUT ILMU, DAN KALAU SELURUH MUSLIMIN INDONESIA MEMPUNYAI IDOLA SEPERTI MEREKA, MAKA INSYA ALLAH KITA MEMPOREH PEMAHAMAN KEAGAMAN YANG CUKUP SEHINGGA YANG NAMANYA ALIRAN SESAT MUNGKIN SUDAH TIDAK ADALAGI DI BUMI INDONESIA INI)

Marilah saudaraku kita bersama-sama mengidolakan Sayyidina Muhammad Saw, para sahabat beliau, para ulama dan shalihin, bukan artis, artis itu belum jelas, apakah wajah mereka sering terkena air wudhu atau tidak, apakah mereka sering bersujud kepada Allah atau tidak. Salah satu cara agar kita mengidolakan Sayyidina Muhammad Saw, para sahabat beliau, para ulama dan shalihin adalah dengan sering membaca biografi mereka.

Barang siapa memperhatikan sejarah hidup para Salaf (orang-orang saleh terdahulu), maka dia akan menyadari kekurangan pada dirinya serta akan mengetahui betapa rendahnya kedudukan dirinya di Sisi Allah dibandingkan pangkat dan derajat mereka”
( Asy-Syaikh Abu Hamdun Al-Qashar An-Naisaburi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar