Selasa, 14 Desember 2010

Menghibur diri sendiri

Setelah mendaftar lewat website hari itu juga aku ke kantor MetroTV biro Makassar. Kantor itu berada di jalan Lamadukelleng, tidak jauh dari kediaman bapak Wakil Presiden HM Yusuf Kalla. Setibanya di sana kulihat dua orang gadis berjilbab keluar dari kantor itu dengan wajah ceria, , masing-masing membawa tiket bergambar Andi F Noya. Aku semakin bersemangat, kuayunkah langkahku dengan cepat menuju kerumunan orang diteras kantor itu. Pasti disini tempat ambil tiket, pikirku, dan betul disitu memang tempat pengambilan tiket.

“Siapa namanya Pak”
kata orang yang bertugas disitu

“Muhammay Yasir”
jawabku

Ia memperhatikan dengan seksama nama-nama yang ada dilembaran kertas, diatas mejanya

“Tidak ada nama Muhammad Yasir, kapan bapak mendaftar ?”


“Hari ini (Kamis)” Jawabku

“Maaf pak, pendaftaran lewat website, sudah ditutup, bahkan mulai Jum`at yang lalu”
katanya padaku

Maka kutinggalkan kantor Metro TV biro Makassar itu dengan perasaan kecewa. Niatku untuk menonton KickAndy di Baruga Andi Pangeran Petta Rani Universitas Hasanuddin pupus sudah. Memang saya terlambat mendaftar, yaitu sehari sebelum acara, tapi yang saya herankan kalau pendaftaran via website itu ditutup Jum`at yang lalu, mengapa informasinya masih ada di Surat Kabar 3 hari kemudian (Senin)?

Dalam perjalanan pulang kerumah rasa kecewa berkecamuk dalam dadaku, mengapa ketika berinternet saya tidak membuka website kick andy?. Seandainya saya buka websitenya mungkin saya akan menontonya, Pikirku dalam hati yang mulai menyalahkan diri sendiri dan tidak ridha menerima ketentuaNya.

Sungguh perkataan syeikh Abdul Qadir Jaelani yang berbunyi “ Menentang Al-Haq Azza wa Jalla atas takdir yang telah ditentukan-NYa berarti kematian agama, kematian tauhid bahkan kematian tawakkal dan keikhlasan. Hati seortang mukmin itu tidak mengenal kata mengapa dan bagaimana, tetapi ia hanya berkata, “Baik.” Nafsu memang mempunyai watak untu suka menentang. Barang siapa ingin memperbaikinya ia harus melatihnya hingga aman dari kejahatannya…” tidak mempan lagi kepadaku.

Aku teringat dengan dua gadis berjilbab yang keluar dari kantor itu dengan membawa tiket Kick Andy, “sungguh betapa beruntungnya mereka”, gumamku dalam hati. Aku mencoba menghilangkan rasa kecewaku dan menghibur diri sendiri, Aku berkata kepada diriku sendiri, "Betapa banyak detik-detik dari hidupku yang berlalu begitu saja tanpa menyebut namaNya dan bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, mengapa aku tidak bersedih, mengapa aku tidak kecewa. Padahal hal itulah yang lebih patut untuk kita bersedih dan kecewa". Aku mulai menyebut namaNya dan bershalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW. Alhamdulillah rasa kecewaku mulai berkurang, setiap rasa kecewa itu muncul lagi, aku coba melawannya dengan berkata kepada diriku sendiri seperti perkataan diatas. Begitulah pergulatan batinku selama dalam perjalanan pulang menuju rumah.

Hari itu hari Kamis, Menjelang Maghrib aku menuju Majelis Habib Mahmud, seperti biasa sesudah shalat Maghrib kami membaca Ratib Al Haddad, maulid Ad diba`I dan tausiyah, setelah keluar dari majis habib mahmud rasa kecewaku benar-benar sudah hilang .

Kita memang sering bersedih ketika hal-hal yang bersifat materi dan keduniawian luput dari diri kita dan senang ketika hal yang bersifat materi dan keduniawian itu bertambah pada diri kita. Tapi sayangnya hal itu tidak berlaku untuk hal yang bersifat keakhiratan. Sama halnya ketika rasa iri sering kita tujukan kepada orang yang secara materi dan keduniawian lebih sukses dari kita, tapi pernahkan kita iri kepada orang yang melawan rasa kantuknya untuk berduaan dengaNya di tengah malam, karena ia tidak tahu bagaimana nasibnya diakhirat kelak, pernahkah kita iri kepada orang yang lidahnya sering menyebut namaNya dan selalu hadir hati padaNya, pernahkah kita iri kepada seorang pendosa yang bertobat dan dengan tobatnya itu ia memperoleh “loncatan spiritual” yaitu mata yang sering menangis dibanding orang-orang yang jarang berbuat dosa, pernahkah kita iri kepada orang-orang yang benar-benar menjadi hamba Allah, bukan hamba manusia maupun asbab, bukan hamba dunia, kesenangan, dan syaitan dan bukan pula hamba cinta dan kedudukan di sisi manusia yang terpengaruh oleh penerimaan dan penolakan mereka, dengan pujian dan celaan mereka?


Makassar, 6 Agustus 2008

Perkembangan Bursa Buka Puasa Sampai Hari ke-15

PISANG IJO terlalu tangguh diposisi teratas, dikawal ketat juara musim lalu ES BUAH pada posisi ke 2, ES CENDOL turun di posisi 3, disusul pendatang baru ES KELAPA MUDA . BARONGKO masih diposisi 5 dibayangi SIROP SUSU diposisi 6. Sementara ONDE-ONDE dizona degradasi.



Sumber : Kiriman SMS seorang sahabat dengan sedikit modifikasi.